Minggu, 20 Juli 2008

Opini: Do U Believe in Love


Hehe,, setelah bertele-tele mengenai berbagai hal,, sekarang penulis (bee-mo) akan menulis opini mengenai hal yang agak serius walo pada dasarnya gak serius-serius amat.. hal ini lebih dikarenakan banyak pren-pren di MM yang mengisi blog-na dengan keluh kesah dan berbagai hal mengenai cinta seperti contohnya adalah mas rahmat (ya iyalah masa ya iya dong..) dan mbak tria amelia… dan tentu saja sesuai dengan tema blog ini dan kegemaran dari penulis.. maka penulisan opini ini akan dihubung-hubungkan dan disenggol-senggolkan dengan tema pilem…

Memang bukan suatu pikiran yang naïf atau kolot apabila kita semua memikirkan hal mengenai cinta,, cinta seperti apakah yang kita inginkan,, mungkin semuanya hanya terngiang-ngiang di pemikiran kita saja.. idealisme yang berbenturan dengan kenyataan.. terkadang sakit (baca: pake dialek dian mrongos,,) ato terkadang cuma membuat kita berkata dalam batin,, (yeah this is life,, so…)..

Mungkin pren-pren dah pada mengenal drama panggung legendaries karangan babeh Shakespeare nyang judulnya Romeo n Juliet.. berbagai pilem sudah dibuat berdasarkan drama ini namun pastinya yang masih terngiang adalah ketika Leo Di Caprio dan Claire Danes memainkannya dengan versi modern pada taon 1997.. hal yang selalu penulis pertanyakan adalah,, apakah ada cinta yang seperti itu..? pacaran backstreet memang lumrah adanya.. penulis ato bahkan hampir tiap pren-pren yang baca blog ini mungkin pernah mengalaminya.. tapi sampe sebegitunya dimana babeh dan ibuk kedua sejoli ini bermusuhan hingga anak-anaknya menjadi korban.. n pada akhirnya dimana Juliet menyusul Romeo pergi ke akhirat dengan meminum racun.. (How come!!?).. jikalau ada pun dapat dikatakan sebagai cinta yang sempurna (so sweet banget kali yak..!)..

Cerita lain muncul ketika penulis melihat pilem yang berjudul Atonement.. Pilem yang sudah dikupas penulis dalam posting best of the rest ini sangat menggugah.. penantian panjang menunggu kekasih pulang dari medan perang dunia II,, sebegitu sabarnya.. masya Allah,, apakah pada masa sekarang adakah orang yang mampu berbuat demikian… kesabaran yang berujung tragis dimana kedua orang ini pada akhirnya mati saat perang dan tidak pernah bertemu lagi untuk selamanya.. bahkan tidak sempat mengecap kebahagiaan berdua..Masih adakah yang menganggap kedalaman cinta sebegitu hebatnya,,, pendekatan serupa pernah muncul dalam Cold Mountain dimana sang wanita menunggu kekasihnya pulang dari medan perang saudara AS.. namun penuturannya masih mending dimana kemudian dua orang ini dipertemukan sejenak walo dalam kurun waktu 24 jam,, sang pria ditembak mati sheriff yang menuduhnya pengkhianat negara (kaya PKI ajah).. hidup dengan penantian membuat penulis berpikir dimana letak magis dari love itu sehingga orang berniat untuk menunggu sebegitu lamanya dengan ketidakjelasan.. n berakhir dengan tragis,, (well, takdir Allah memang tidak bisa ditebak..),, namun apakah masih ada pemikiran yang seperti ini??

Yang pastinya membekas pada benak pren-pren semua adalah kisah tragis nan sejenak dua sejoli di kapal Titanic (1998).. cinta kilat nan berujung tragis yang dialami Jack Dawson (Lagi-lagi Leo di Caprio) dan Rose (Kate Winslet) pastilah membekas.. apalagi pada pren-pren wanita yang sangat sensitip yang pastinya sedia tisu.. takdir yang sejenak inikah yang diinginkan dan apakah kepuasan didapatkan hanya dalam waktu singkat ini??


Namun tidak selamanya penantian itu berujung pada sesuatu yang tragis… baru-baru ini penulis melihat pilem dengan judul Love in the Time of Cholera… ceritanya adalah dua sejoli yang bertemu ketika muda.. mereka sama-sama mempunyai ketertarikan.. namun pada akhirnya kedua orang ini berpisah.. sang wanita menikah dengan seorang dokter sementara sang pria melajang dan berpindah dari satu pelukan wanita ke wanita yang lain.. Namun dalam lubuk hati yang paling dalem (Ciee..), sang pria tidak pernah melupakan sang wanita.. waktu terus berlalu dan penuh dengan penantian.. sampai akhirnya ketika kedua orang itu telah menjadi kakek dan nenek,, sang dokter meninggal.. akhirnya sang pria (ato bisa disebut kakek) mendekati sang wanita (nenek).. awalnya sang wanita menolak namun pada akhirnya takluk pula pada sang pria.. penuturan pilem ini yang panjang sangat-sangat tidak membuat penulis mengantuk justru terkesan dengan kekuatan jiwa sang pria atau sang kakek ini dalam menunggu datangnya cinta dari sang wanita… hemm.. kekuatan yang begitu hebat hingga pengorbanan yang telah dilakukan tidak sia-sia..

Jika begini bagaimana pendapat pren-pren mengenai kata love ini,, do u believe in love pren?? Well,, banyak jawaban yang bisa muncul atau memang kita harus meyakini layaknya salah satu lagu legendaris Beatles..

All you need is love… wahaha…

3 komentar:

Anonim mengatakan...

I believe in love...

says sdang berbunga-bunga

Anonim mengatakan...

love.......
\love.............
love......................
ra penting!!
Ki gara gara dipekso bimo kon comment......
aaaaaaaaaaaaaaa
tidalkkkkkkkkkkkkkkkk
dia menghantuiku..............
(cen koyo hantu<<<)
wakakakakakaka

Anonim mengatakan...

Love?
Ada ga sih cinta yang seiring? Yang tulus, yang apa adanya, n ga menuntut kita untuk begini dan begitu....
Aku mendambakan cinta yang membebaskan...(utopis deh kayaknya...) bukan cinta yg seperti aku miliki sekarang: abusive!!!
It's killing me softly actually...hahaha.... ;p

Jangan mau diposisikan subordinat oleh cinta Bee...hahaha....

About Me

Foto saya
Moody, badan berisi (gemuk.. hwehe).. sexy. seneng jalan-jalan n berteman..

Lagu.....