Rabu, 20 Agustus 2008

Resensi: Wall-E


Setelah sekian lama menunggu akhirnya film animasi keluaran Disney-Pixar terbaru muncul juga di Indonesia terutama di kota saya, Yogyakarta. Sempat terbersit kekecewaan ketika mengetahui bahwa film ini telah didubing ke dalam bahasa Indonesia.. saya berpikir mengapa harus demikian, sekalipun film ini hanya memiliki dialog yang minimal tentunya dubing bukanlah jalan yang harus ditempuh,, namun pada akhirnya saya memiliki kesimpulan bahwa dubing bahasa Indonesia dimungkinkan agar anak-anak lebih memahami bahasa yang hendak disampaikan oleh Andrew Stanton dalam film ini,,, mengingat pula bahwa film ini memiliki rating G di Amerika atau Semua Umur di Indoenesia..

Film ini berkisah mengenai sebuah robot pembersih sampah bernama Wall-E (singkatan dari Waste Allocation Load Lifter Earth-Class). Selama 700 tahun robot kecil ini diprogram untuk membersihkan bumi yang telah penuh oleh sampah. pada awalnya, terdapat banyak robot Wall-E dengan tugas yang sama namun pada akhirnya hampir semuanya rusak dan hanya tinggal Wall-E (dibaca Wally) seorang. Wally hidup dalam kesendirian dan kesepian, hanya ditemani seekor kecoa (hal ini membuktikan pula bahwa kecoa memang hewan paling kuat terhadap perubahan jaman)... Wally sangat gemar mengumpulkan barang-barang bekas dan gemar menonton video lawas Hello Dolly...

Sampai pada akhirnya kedatangan robot yang bernama EVE ( Extra-terrestrial Vegetation Evaluator) yang bertugas untuk mengecek keadaan bumi apakah sudah layak unuk ditinggali atau belum. dikarenakan telah lama kesepian, wally pun berusaha mendekati eve dengan segala cara,, yang menarik adalah pada adegan perkenalan antara wally dan eve dimana wally tidak dapat mengucapkan eve melainkan eva.. so sweet..

ternyata kemudian wally menemukan specimen tanaman dan sudah sebagai tugas eve untuk membawanya ke kapal induk (Axiom) untuk dijadikan data bagi kemungkinan kembalinya manusia ke bumi.. wally yang terlanjur dekat dengan eve mengikuti eve.. ternyata keadaan manusia di kapal induk sangat mengenaskan,, sangat gmuk karena tidak pernah bergerak (lebih gemuk dari penulis) dan sangat dimanjakan komputer,, tidak pernah bersinggungan dengan manusia lainnya.. bahkan bayi pun hasil kloning.. begitu mengetahui bahwa terdapat specimen tanaman maka kapten kapal pun berusaha untuk kembali ke bumi namun mendapat halangan dari komputer induk.. maka tugas wally, eve, dibantu robot-robot lain seperti Mo dan robot robot yang dianggap rusak untuk membantu sang kapten..

Wally merupakan salah satu masterpiece dan Disney Pixar.. minim dialog (yang saya anggap tidak berpengaruh besar),, dibantu dengan animasi nomer satu yang begitu nyata dan hampir menyamai lanskap aslinya (saya tidak habis pikir di suatu artikel penggemar film di suatu koran menyebut bahwa animasi wall e berada di bawah kungfu panda... come on... berarti kamu bukanlah penggemar film sejati..) sebenarnya hal itu tidak bisa disalahkan mengingat penonton di Indonesia masih mengutamakan komedi daripada naskah... dengan rating G saya menganggap film ini sangat bagus untuk semua umur dan munculnya loveable karakter layaknya Remy tahun lalu di ratatouille..

so BP's rate = 9/10

Rabu, 13 Agustus 2008

Resensi: Cloverfield


Teknik handeld camera dalam membuat film sudah cukup lama dikenal.. teknik ini biasanya menggunakan handycam untuk merekam sesuai dengan pergerakan tangan sehingga gambar yang dihasilkan akan bergoyang ke sana kemari sehingga menimbulkan kesan nyata dan efek menegangkan..

teknik ini setahu penulis mulai dikenal semenjak penggarapan film horror Blair Witch Project. film dengan bujet minim (tidak sampai 100 ribu dolar AS) namun menimbulkan histeria di seluruh dunia dengan pemasukan melebihi 200 juta dollar AS... mengapa film ini begitu digemari, tidak lain karena teknik handheld camera yang menyebabkan seakan-akan film tersebut nyata dan kita merasa menjadi bagian di dalamnya,,

setelah kesuksesan tak diduga tersebut, teknik handheld ini menjadi begitu terkenal.. sebut saja trilogi Bourne menggunakan teknik ini sehingga menimbulkan efek yang hidup. bahkan sampai film nyeleneh Borat: Cultural Learnings of America for Make Benefit Glorious Nation of Kazakhstan, menggunakan teknik ini sehingga menimbulkan kesan dokumenter.

sehingga tidak mengherankan kalau pada tahun 2008 ini muncul film dengan teknik serupa. Cloverfield merupakan film yang dibidani oleh kreator Alias dan Lost yang sedang naik daun, JJ Abrams. Film ini trailernya merupakan trailer yang paling digemari pada tahun 2007 karena begitu singkat dan menimbulkan banyak pertanyaan (diputar sebelum film Transformers yang sama-sama produksi Paramount, trailer ini hanya menampilkan secuplik dokumentasi pesta yang diakhiri dengan ledakan di Manhattan dan terlemparnya kepala patung Liberty. bahkan pada trailer awalnya tidak terdapat judul namun pada akhirnya diketahui bahwa judulnya adalah Cloverfield..)

Cerita Cloverfield sendiri mengalir berdasarkan rekaman kamera digital atau handycam dari pemuda bernama Hud yang sedang merekam pesta perpisahan Rob temannya yang akan bekerja di Jepang. pada pertengahan pesta itu muncul ledakan yang diiringi dengan kepanikan dan terlemparnya kepala patung Liberty, kehancuran jembatan Brooklyn dan kacaunya Big Apple. Sekelompok pemuda-pemudi ini kemudian melakukan perjalanan untuk menyelamatkan Beth, wanita yang dicintai Rob yang apartemennya terletak di pusat Manhattan. Cerita sendiri mengalir diiringi dengan serangan monster tersebut dan kematian satu per satu pemuda-pemudi tersebut.. ketika berhasil menyelamatkan Beth, mereka menuju pangkalan militer untuk diselamatkan namun apa mau dikata helikopter mereka diserang Cloverfield dan akhirnya mereka berusaha untuk survive hingga dihancurkannya Manhattan. pada awalnya penonton tidak akan mengetahui sosok monster ini, namun pada setengah akhir film, akhirnya terkuat bentuk asli monster ini yang merupakan monster laut layaknya Godzilla namun dengan bentuk yang lebih lincah dan ramping.. monster ini dapat beranak pinak layaknya Godzilla akan tetapi anak-anak Cloverfield ini menyebarkan racun,

Film ini dibintangi oleh artis-artis muda yang tidak begitu terkenal. mungkin disengaja agar bujet dapat dimaksimalkan untuk special effect kehancuran New York dan supaya perhatian penonton fokus pada film bukan pada pemain. Filmnya sendiri dalam pandangan saya cukup bagus dengan durasi yang cukup singkat (sekitar 1 jam). syukurlah karena jikalau melebihi durasi tersebut, penonton dapat merasa pusing atau muntah-muntah karena gambar yang terlalu berguncang-guncang dan terkadang tidak fokus sehingga resiko pusing sangat besar..

Menurut saya pula, seharusnya film ini dapat dibuat dengan teknik normal, karena special effect yang ada terkesan mubazir karena visual yang dihasilkan dari teknik handheld camera kurang memuaskan.. sebagai tambahan ternyata nama Cloverfield diambil dari nama tikungan jalan tol di dekat kantor Abrams.. dan mengenai Abrams.. saya sedang menunggu bagaimana kualitas Star Trek produksi Abrams..

NB: Jika ada handycam yang mampu merekam video lebih dari 7 jam tanpa perlu dicharge tentunya saya ingin pula memilikinya.. hwehe...

so BP's rate = 7/10

Senin, 04 Agustus 2008

sehari lagi..

sehari lagi selesailah sudah ujian,, semoga pra mm ini lulus dengan nilai yang baik.. karena kalau tidak habislah sudah aku.. ya Allah semoga terwujud,,, amien

About Me

Foto saya
Moody, badan berisi (gemuk.. hwehe).. sexy. seneng jalan-jalan n berteman..

Lagu.....